TRENDING NOW

Amil Lamongan

Menyebut nama Barbarossa, mungkin yang ada di fikiran kita adalah karakter bajak laut jahat yang namanya sudah melegenda, kejam, bengis, tidak berprasaaan, begitulah karakter sang perampok ini dikenal dunia.

Penggambaran sosok Barbarossa yang kejam makin diperjelas dengan film hits Pirate of Car-ribean. Alhasil, doktrin Barbarossa yang keji pun makin melekat di ingatan semua orang. Barbarossa memang sejatinya ada dan bukan-lah toko fiktif yang sering di-percaya banyak orang namun, ia bukanlah sosok yang bengis dan kejam, namun jusru sangat heroik dan jauh dari sifat-sifat tercelah. Eksistensi Barbarossa sendiri sanga-tlah penting bagi perkembangan dunia islam. Ya karena ia adalah seorang muslim.

Barbarossaadalah pelaut muslim terkemuka pada abad ke-16. Dia menguasai laut Mediter-ania, yang membentang di sepan-jang pantai Afrika Utara. Namun di dalam literatur Barat, ia dianggap sebagai “bajak laut” yang menakutkan bagi setiap pelaut Kristen.

Barbarossa, yang ditakuti pen-guasa Kristen, sebetulnya bernama Khair ed-Din alias Khairuddin, orang Turki yang dikenal di Eropa sebagai si Jenggot Merah. dia menggunakan Algier sebagai pusat pembajakan, menguasai laut Med-iterania, dan menaklukkan Tunisia. Ketika meninggal pada 1546, ia adalah panglima Angkatan Laut Turki.

Barbarossa I (wafat 1518) be-berapa tahun mengabdi kepada Sultan Mamluk dari Mesir sebelum pergi ke Tunisia. Nama sebenarnya adalah Horush atau Arouj atau Koruk. Bersama saudaranya, Khizr, ia menaklukkan Algier selatan pada 1514, sesekali membantu para pen-guasa setempat melawan armada Spanyol dan sesekali memusuhi mereka untuk kepentingannya sendiri. Ia terbunuh oleh tentara Spanyol di Rio Salado, Algier, keti-ka berusaha menangkap Tlemcen.

Barbarossa II (wafat 1546) kemudian mengambil alih posisi kakaknya. Namanya Khizr atau Khair ed-Din. Ia diangkat oleh Sul-tan Salim dari Turki menjadi wakil penguasa di Afrika Utara, dan pada 1533 diangkat sebagai panglima oleh Sultan Sulaiman I dari Turki. Tahun berikutnya ia menguasai Tunisia, tapi dua tahun kemudian diusir oleh kekuatan dari dalam. Pada 1538 ia berhasil membalas kekalahan itu di Actium. Baru pada 1541 ia bisa mengontrol seluruh laut Mediterania selama tiga tahun. Pada 5 Juli 1546 ia wafat di Con-stantinopel atau Istanbul, Turki.

Karier Arouj sebagai tentara Turki cukup cemerlang. Awalnya ia hanyalah seorang pedagang biasa yang berlayar di seputar perairan laut Yunani. Pada suatu hari kapal-nya diserang ordo militer Kristen St. John of Jerussalem atau Knight of Rhodes dan ditahan untuk dimintai tebusan. Rupanya peristi-wa yang merenggut nyawa adiknya, Ilyas, itu menumbuhkan semangat balas dendam yang tidak bisa dibendung lagi. Dengan caranya sendiri, ia kemudian ber-hasil meloloskan diri dari tahanan dan bertekad untuk menyerang kapal-kapal Kristen.

Kedua bersaudara itu di mata orang-orang Spanyol dan Portugis dianggap sebagai perompak alias bajak laut dan bersifat kriminal. Di lain pihak, aksi-aksi itu mendapat simpati dari teman-temannya para pedagang. Dan pada gilirannya, dari daulah Utsmani dan negara-negara di sepanjang pantai Afrika Utara yang menjadi sasaran orang-orang Kristen Eropa itu. Hal itu membuka terjadinya kerja sama di antara Barbarossa dan negara-negara itu, sehingga keberadaannya di laut Mediterania semakin kukuh. Aksi-aksi mereka kemudian meluas tak hanya balas dendam pribadi, melainkan menyerang musuh-musuh Islam, yaitu orang-orang Kristen Eropa.

Sepeninggal Arouj, Khairuddin berhasil mengusir 20.000 tentara Spanyol yang dikirim untuk mengepung Aljazair, sehingga rakyat Aljazair mendaulatnya un-tuk tetap tinggal di sana, meski ia bersikeras kembali ke lautan lanta-ran penguasa Tunisia tidak lagi mendukungnya. Namun berkat bantuan Sultan Salim dari Turki, rakyat Aljazair berhasil “mempertahankan” Khairuddin dengan status wakil Turki di negeri itu. Peristiwa ini terjadi pada 1519. Dengan demikian, Khairuddin mempunyai pijakan yang kukuh untuk menghadapi musuh-musuhnya.

Amil Lamongan

Menyebut nama Barbarossa, mungkin yang ada di fikiran kita adalah karakter bajak laut jahat yang namanya sudah melegenda, kejam, bengis, tidak berprasaaan, begitulah karakter sang perampok ini dikenal dunia.

Penggambaran sosok Barbarossa yang kejam makin diperjelas dengan film hits Pirate of Car-ribean. Alhasil, doktrin Barbarossa yang keji pun makin melekat di ingatan semua orang. Barbarossa memang sejatinya ada dan bukan-lah toko fiktif yang sering di-percaya banyak orang namun, ia bukanlah sosok yang bengis dan kejam, namun jusru sangat heroik dan jauh dari sifat-sifat tercelah. Eksistensi Barbarossa sendiri sanga-tlah penting bagi perkembangan dunia islam. Ya karena ia adalah seorang muslim.

Barbarossa adalah pelaut muslim terkemuka pada abad ke-16. Dia menguasai laut Mediter-ania, yang membentang di sepan-jang pantai Afrika Utara. Namun di dalam literatur Barat, ia dianggap sebagai “bajak laut” yang menakutkan bagi setiap pelaut Kristen.

Barbarossa, yang ditakuti pen-guasa Kristen, sebetulnya bernama Khair ed-Din alias Khairuddin, orang Turki yang dikenal di Eropa sebagai si Jenggot Merah. dia menggunakan Algier sebagai pusat pembajakan, menguasai laut Med-iterania, dan menaklukkan Tunisia. Ketika meninggal pada 1546, ia adalah panglima Angkatan Laut Turki.

Barbarossa I (wafat 1518) be-berapa tahun mengabdi kepada Sultan Mamluk dari Mesir sebelum pergi ke Tunisia. Nama sebenarnya adalah Horush atau Arouj atau Koruk. Bersama saudaranya, Khizr, ia menaklukkan Algier selatan pada 1514, sesekali membantu para pen-guasa setempat melawan armada Spanyol dan sesekali memusuhi mereka untuk kepentingannya sendiri. Ia terbunuh oleh tentara Spanyol di Rio Salado, Algier, keti-ka berusaha menangkap Tlemcen.

Barbarossa II (wafat 1546) kemudian mengambil alih posisi kakaknya. Namanya Khizr atau Khair ed-Din. Ia diangkat oleh Sul-tan Salim dari Turki menjadi wakil penguasa di Afrika Utara, dan pada 1533 diangkat sebagai panglima oleh Sultan Sulaiman I dari Turki. Tahun berikutnya ia menguasai Tunisia, tapi dua tahun kemudian diusir oleh kekuatan dari dalam. Pada 1538 ia berhasil membalas kekalahan itu di Actium. Baru pada 1541 ia bisa mengontrol seluruh laut Mediterania selama tiga tahun. Pada 5 Juli 1546 ia wafat di Con-stantinopel atau Istanbul, Turki.

Karier Arouj sebagai tentara Turki cukup cemerlang. Awalnya ia hanyalah seorang pedagang biasa yang berlayar di seputar perairan laut Yunani. Pada suatu hari kapal-nya diserang ordo militer Kristen St. John of Jerussalem atau Knight of Rhodes dan ditahan untuk dimintai tebusan. Rupanya peristi-wa yang merenggut nyawa adiknya, Ilyas, itu menumbuhkan semangat balas dendam yang tidak bisa dibendung lagi. Dengan caranya sendiri, ia kemudian ber-hasil meloloskan diri dari tahanan dan bertekad untuk menyerang kapal-kapal Kristen.

Kedua bersaudara itu di mata orang-orang Spanyol dan Portugis dianggap sebagai perompak alias bajak laut dan bersifat kriminal. Di lain pihak, aksi-aksi itu mendapat simpati dari teman-temannya para pedagang. Dan pada gilirannya, dari daulah Utsmani dan negara-negara di sepanjang pantai Afrika Utara yang menjadi sasaran orang-orang Kristen Eropa itu. Hal itu membuka terjadinya kerja sama di antara Barbarossa dan negara-negara itu, sehingga keberadaannya di laut Mediterania semakin kukuh. Aksi-aksi mereka kemudian meluas tak hanya balas dendam pribadi, melainkan menyerang musuh-musuh Islam, yaitu orang-orang Kristen Eropa.

Sepeninggal Arouj, Khairuddin berhasil mengusir 20.000 tentara Spanyol yang dikirim untuk mengepung Aljazair, sehingga rakyat Aljazair mendaulatnya un-tuk tetap tinggal di sana, meski ia bersikeras kembali ke lautan lanta-ran penguasa Tunisia tidak lagi mendukungnya. Namun berkat bantuan Sultan Salim dari Turki, rakyat Aljazair berhasil “mempertahankan” Khairuddin dengan status wakil Turki di negeri itu. Peristiwa ini terjadi pada 1519. Dengan demikian, Khairuddin mempunyai pijakan yang kukuh untuk menghadapi musuh-musuhnya.

Amil Lamongan


Perang antara Kekaisaran Pérsia dan Kekaisaran Romawi berlangsung hingga 700 tahun lamanya. Keduanya terlibat lebih dari 1000 pertempuran. 

Hingga Khalid Bin Walied datang dan mengalahkan kedua kekaisaran tersebut hanya dalam waktu 4 tahun. 

Khalid menang mengalahkan Pérsia hanya dalam 15 kali peperangan, hingga akhirnya kekaisaran itu hancur lebur. 

Khalid dapat mengakhiri kekuasaan Romawi yang telah berkuasa di bagian timur hingga 1000 tahun hanya dalam 9 kali pertempuran. 

Pérsia dan Romawi pernah berkoalisi bersama-sama menghadapi Khalid pd perang furadh tahun 12 H dengan membawa 200rb pasukan si pinggiran sungai eufrat. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Khalid yg hanya membawa 15rb mujahid saja. 
----------------------------

استمرت الحرب بين الإمبراطورية الفارسية والإمبراطورية الرومانية 700 عام خاضوا فيها أكثر من 1000 معركة ... حتى جاء خالد بن الوليد وقضى على الإمبراطوريتين في 4 سنوات فقط ... أنتصر على الفرس في 15 معركة حتى سقطت دولتهم وأنهى وجود الروم الذي أستمر في الشرق مدة ألف عام بعد أنتصاره عليهم في 9 معارك

حتى أنهما أتحدا في معركة الفراض 12 هجرية في 200 ألف مقاتل بشاطئ الفرات .. ومع ذلك أنتصر عليهم خالد ب15 ألف مجاهد فقط
Amil Lamongan


Perang antara Kekaisaran Pérsia dan Kekaisaran Romawi berlangsung hingga 700 tahun lamanya. Keduanya terlibat lebih dari 1000 pertempuran. 

Hingga Khalid Bin Walied datang dan mengalahkan kedua kekaisaran tersebut hanya dalam waktu 4 tahun. 

Khalid menang mengalahkan Pérsia hanya dalam 15 kali peperangan, hingga akhirnya kekaisaran itu hancur lebur. 

Khalid dapat mengakhiri kekuasaan Romawi yang telah berkuasa di bagian timur hingga 1000 tahun hanya dalam 9 kali pertempuran. 

Pérsia dan Romawi pernah berkoalisi bersama-sama menghadapi Khalid pd perang furadh tahun 12 H dengan membawa 200rb pasukan si pinggiran sungai eufrat. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Khalid yg hanya membawa 15rb mujahid saja. 
----------------------------

استمرت الحرب بين الإمبراطورية الفارسية والإمبراطورية الرومانية 700 عام خاضوا فيها أكثر من 1000 معركة ... حتى جاء خالد بن الوليد وقضى على الإمبراطوريتين في 4 سنوات فقط ... أنتصر على الفرس في 15 معركة حتى سقطت دولتهم وأنهى وجود الروم الذي أستمر في الشرق مدة ألف عام بعد أنتصاره عليهم في 9 معارك

حتى أنهما أتحدا في معركة الفراض 12 هجرية في 200 ألف مقاتل بشاطئ الفرات .. ومع ذلك أنتصر عليهم خالد ب15 ألف مجاهد فقط